Tuhan memulihkan Ayub

31
May

Tuhan memulihkan Ayub

Pdt. Em. Kukuh S.

Nats: Ayub 42:10,12
“Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub setelah ia meminta doa untuk sahabatnya dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.”

‘Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih daripada dalam hidupnya yang dahulu..’

Kalau melihat drama kisah kehidupan Ayub yang penuh penderitaan maka hati kita berdebar-debar penuh ketakutan apa yang akan terjadi dengan akhir hidupnya apakah mungkin bisa happy ending. Marilah kita pikirkan dan renungkan. Kehidupan Ayub Alkitab menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1). Hal ini menunjukkan betapa karakter, moral dan iman kerohanian Ayub begitu tinggi.

Pada zamannya Ayub dikenal sebagai seorang yang kaya raya, hidupnya makmur, namun dia bukan orang yang hidu berfoya-foya atau hidup memenuhi kenikmatan nafsu duniawi, pesta pora. Di tengah bergelimangan harta, Ayub tetap menjaga kekudusannya dan peduli sesama yang kekurangan (Ayub 1:5).

Di tengah-tengah prasarana yang penuh sukacita dalam keluarganya tiba-tiba pencobaan yang dahsyat datang tanpa ada tanda-tanda atau aba-aba peringatan, begitu mendadak dan tidak ada persiapan hati dari Ayub. Pencobaan itu bertubi-tubi seperti gempa bumi susulan yang luar biasa.

Pertama-tama harta bendanya ludes habis. Berikutnya anak-anak yang disayangi mati samua (sepuluh orang). Dan akhirnya kesehatannya pun dirampas dan dirusak oleh iblis.

Begitu mengerikan kejadian ini, siapa orang sanggup menghadapi situasi seperti ini. Begitu sangat berat pergumulan Ayub, namun Ayub masih menyatakan imannya, ia sujud dan menyembah Allah serta berkata:
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku dan dengan telanjang juga aku kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil terpujilah Tuhan (Ayub 1:21).”

Sangat tidak diduga, di tengah musibah itu Ayub masih menyatakan hormat dan pujian kepada Allah.

Kisah selanjutnya teman-teman Ayub yaitu Elifas, Bildad, Elihu dan Zofar datang menghibur dan menegur Ayub agar bertobat kepada Allah karena mereka berpendapat bahwa orang berdosa dihukum dan orang benar diselamatkan.

Teman-teman Ayub tidak mengetahui betapa Ayub bergumul. Mengapa Allah tidak bertindak sesuai teori dan pengalaman manusia terdahulu. Ayub membangun imannya berdasarkan teori bahwa keadilan dan kebenaran Allah menjamin bahwa kelakuak baik berdampakkan hidup yang makmur.

Apa yang menjadi gambar dan teori Ayub secara teologis runtuh betapa Allah itu tidak seperti yang ia bayangkan, betapa sempitnya dan dangkalnya pengertian tentang Allah. Dalam pasal 42, menyatakan bagaimana Allah memulihkan Ayub dan Ayub sadar akan kebesaran dan keagungan Allah serta kedahsyatan Allah.

Allah memulihkan kemakmuran Ayub yang meliputi harta kekayaannya, anak-anaknya dan kesehatannya semua dipulihkan oleh Allah serta diberikan umur yang panjang sehringga bisa melihat anak, cucu dan cicitnya. Allah memilihkan pengenalan Ayub akan Allah yang benar dan berdaulat.

Kiranya melalui renungan ini akan menguatkan iman kita, ketika menghadapi pergumulan penderitaan ingatlah bahwa Allah sanggup memulihkan keadaan kita bagaimanapun berat dan sulitnya. Karena itu jangan putus asa. Jangan menyerah berharaplah terus kepada pertolongan Tuhan. Terpujilah Tuhan Yesus Sang Juruslamat kita.