HANYA SATU JALAN

20
Mar

HANYA SATU JALAN? KOK BISA?

Ev. Nita Gotib

Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah (satu-satunya) jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

“Permisi, di mana jalan menuju GKKA Makassar?”
Di masa sekarang, pertanyaan ini sudah hampir tidak pernah didengar lagi. Mengapa? Karena kita sudah punya Google Map, anak Om Google. Tinggal klik, dan kita akan menemukan banyak jalan yang bisa dilalui untuk ke tujuan.

“Di manakah jalan menuju kepada Allah?” Lebih familiar ‘menuju ke Sorga.’
Setiap kepercayaan akan memiliki jawabannya masing-masing. Kekristenan dengan tegas menjawab: “Hanya melalui Yesus.”
Kebenaran ini sering mendapatkan tuduhan: “Banyak jalan menuju GKKA, bro. Allah macam apa yang hanya menyediakan Satu Jalan ke Sorga? Mengapa Kristen begitu eksklusif dan sombong?”

Pertama, bukan orang Kristen yang membuat pernyataan itu, melainkan dari mulut Tuhan Yesus sendiri (Yoh 3:36; 14:6). Hal ini dipertegas dengan semua penggenapan nubuat ribuan tahun lalu dalam diri Yesus. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang kelahiran, hidup, kematian, dan kebangkitannya dinubuatkan, selain Yesus. Dan tidak ada satu pun yang meleset dari penggenapan nubuatan-nubuatan tersebut, karena Tuhan sendiri yang merencanakan dan menggenapinya melalui inkarnasi-Nya menjadi manusia.

Kedua, apa yang diharapkan untuk menjadi jalan kepada Allah? Perbuatan baik?
Allah menginginkan kesempurnaan.
Yakin bisa sempurna?
Tidak mungkin!
Tidak ada seorang pun yang benar dan sempurna.
Malahan, jika sesungguhnya semua manusia berkhianat kepada Allah, layakkah kita mendapatkan penebusan yang disediakan oleh Allah?

Dipandang dari segi pemberontakan universal melawan Allah, persoalannya BUKAN “Mengapa hanya ada satu jalan?” TETAPI “Mengapa masih disediakan satu jalan untuk keselamatan kita?”
Bukankah sebenarnya kita tidak pantas menerimanya?
Adakah yang dapat menjawab pertanyaan ini?

Di dalam kekayaan anugerah dan kasih-Nya, Tuhan Yesus berkata: “Akulah Jalan. Percayalah kepada-Ku!”