Sehidup Semati

11
Oct

Sehidup Semati
Maleakhi 2:16

“Bolehkah orang kristen bercerai?”
Bapak Ibu Saudara (BIS), entah sudah berapa kali kita mendengar pertanyan tersebut terlontar. Entah di dalam seminar, atau melalui percakapan sehari-hari. Yang jelas, sudah sering sekali! Dan memang, fakta juga tidak bisa bohong. Memang di tengah-tengah jemaat, dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu, ada keluarga-keluarga yang bergumul keras akan perceraian ini.

BIS, di sepanjang penulisan Perjanjian Lama, kitab Maleakhi memuat kalimat pertama yang menyatakan dengan tegas betapa ALLAH membenci perceraian. Di sana tertulis, “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel” (Mal. 2:16a). Dan sebelumnya di ayat 14, ALLAH menunjukkan bagaimana Dia menegor suami yang tidak setia kepada istri masa mudanya. Sekali lagi, di sini ALLAH tidak membenci orang yang bercerai, ALLAH tetap mengasihi dan merangkul manusia berdoa; tetapi keputusan untuk bercerailah yang tidak IA sukai.

Ada dua konteks mengapa ALLAH menegaskan hal ini. Pertama, mereka menceraikan istri yang sejak muda hidup dan berjuang sama-sama sebagai umat ALLAH dalam membina sebuah rumah tangga. Jelas, sejak semula pernikahan adalah janji untuk selamanya. Yang kedua, mereka kemudian menikah dengan wanita dari bangsa kafir di sekeliling yang menyembah dewa-dewa asing. Yang mana hal ini jelas sudah dilarang sejak jaman Musa (Ul. 7:3-4).

Hari ini, kita kembali diingatkan, bahwa pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Ikrar sehidup semati bukan hanya sebuah janji; Melainkan harus digenapi & dijalani dengan sepenuh hati. Ketika ALLAH menyatukan yang dua menjadi satu, maka kesatuan itu adalah kesatuan yang permanen. Ketika ALLAH yang menyatukan, tidak ada orang yang boleh memisahkan. Kecuali satu: M-A-U-T!

Jadi, apa pun alasannya, perceraian bukanlah jalan TUHAN; Tidak pernah perceraian menjadi sebuah pilihan. Pikirkan juga segmua dampak yang akan ditimbulkan, termasuk di dalamnya, anak-anak yang pasti menjadi korban.

Bagi kita yang sedang berada dalam ikatan pernikahan, mari terus landasi rumah tangga kita dengan komitmen dan kesetiaan. Bagi yang sedang mempersiapkan pernikahan, mari serius di dalam memilih pasangan, karena keputusan ini akan menentukan masa depan. Bagi keluarga-keluarga kristen yang sedang memperjuangkan pernikahan, mari percaya bahwa kasih karunia dari TUHAN sungguh besar untuk memulihkan relasi yang ada.

TUHAN memberkati dan menjaga hidup keluarga kita! Amen!