MENILAI DAN DINILAI

07
Mar

MENILAI DAN DINILAI

“Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya : “Aku bukan Mesias” (Yoh. 1:20)

Hidup kita tidak lepas dari urusan menilai dan dinilai. Kita begitu mudah memberikan penilaian kepada orang lain, daripada menilai diri sendiri. Dan kadang-kadang kita menilai sesuatu barang atau orang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Seringkali kita tertipu oleh penampilan luar. Karena itu ada nasehat yang mengatakan: Don’t Judge a Book by Its Cover. Suatu nasehat yang mengingatkan kita Jangan menilai seseorang dari luarnya saja.

Sebagai manusia, kitapun kerap kali salah dinilai orang. Seperti yang dialami oleh Yohanes Pembaptis. Orang memberikan penilaian yang terlalu tinggi pada dirinya. Apa yang dilakukan oleh Yohanes? Ia meluruskannya,dengan tegas, ia menyatakan dirinya yang sebenarnya : Aku bukan Mesias. Kejujuran Yohanes Pembaptis menjadi teladan bagi kita bila kita dinilai terlalu tinggi.

Sebaliknya bagaimana jika kita dinilai terlalu rendah? Belajar dari Saul saat dia diangkat menjadi raja, 1Sam 10:27 : Saul pura-pura tuli, dia tidak mempersoalkan dan tidak merasa sakit hati ketika dipandang rendah.

Dari sini kita belajar, saat orang menilai kita terlalu tinggi, tidak sesuai yang sebenarnya, maka kita perlu meluruskan kesalahan tersebut dengan jujur mengatakan hal yang sebenarnya, bukan mencuri kemuliaan orang lain apalagi kemuliaan Tuhan dan saat kita dinilai rendah, kita perlu belajar untuk menguasai diri untuk tidak marah ataupun sakit hati karena hal itu.

“Milikilah sikap yang bijaksana dan hikmat Tuhan ketika kita Dinilai dan Menilai Seseorang”