Tetap Percaya di tengah Ketakutan

15
Sep

“Tetap Percaya di tengah Ketakutan”
Mazmur 56:3-4

3) Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
4) kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

Siapapun dan bagaimanapun keadaan kita, pasti pernah merasa takut.
Baik ketika seseorang sedang berkelimpahan atau kekurangan, kedua-keduanya dapat dihinggapi rasa takut.
Demikian juga seseorang yang sedang sehat atau mereka yang sedang sakit, keduanya tidak luput dari ancaman ketakutan.
Mulai dari kanak-kanak hingga orang usia senja, wanita maupun pria tidak luput dari intimidasi rasa takut.
Sehingga dapat disimpulkan, ketakutan sudah menjadi bagian dalam hidup kita yang tak terpisahkan, bukan?

Alasan-alasan di balik munculnya ketakutan pun sangat beragam, mulai dari alasan yang rasional dan dapat dinilai wajar, hingga alasan-alasan yang kurang rasional dan kurang wajar.

Persoalan penting ketika membahas mengenai ketakutan bukanlah bagaimana meniadakan atau menghindari ketakutan, tetapi bagaimana menghadapi ketakutan tersebut.

Raja Daud, seorang yang hidup bergaul erat dengan Allahnya, membagikan pengalaman imannya dalam menaklukkan ketakutannya.
Daud menuliskan: “Ketika aku takut, aku percaya kepada-Mu.”
Kepada Allah, kepada Firman-Nya, kepada janji-Nya, Daud menambatkan sauh imannya. Syukur kepada Allah, orang yang berharap kepada-Nya tidak akan dikecewakan-Nya. Daud pun akhirnya menemukan jalan keluar atas ketakutannya di dalam Sang Gembala Agung.

Seperti raja Daud, saudara dan saya pun memiliki hak yang sama untuk dikuatkan oleh Allah. Ketika ketakutan datang menghampiri dan semakin menghimpit serta melumpuhkan pikiran dan hati kita, ingatlah ada Allah yang menyediakan jalan keluar untuk kita. Karena itu, mari angkat hati dan iman kita dan pandanglah kembali kepada Allah. Ingatlah akan pribadi-Nya, janji-Nya dan kesetiaan-Nya yang tidak pernah berhenti mengalir untuk kita anak-anak-Nya. Percayalah, Allah akan menguatkan kita, amin.