A Journey With God

12
Jan

A JOURNEY WITH GOD – Mikha 4:1-5 –

Perjalanan Dengan Tuhan

Kita mungkin biasa bepergian, realitanya tidak semua rencana perjalanan kita mencapai tujuan yang maksimal, bukan? Demikian halnya dengan perjalanan hidup kita, tidak semua berjalan mulus. Kadang kegagalan yang kita jumpai. Mungkin itu kegagalan di usaha, pekerjaan, keluarga, studi, pelayanan, relasi atau kesehatan kita. Demikian yang dialami oleh bangsa Israel, mereka gagal berjalan dengan Tuhan (Mikha 1:2-5). Alkitab mencatat, bukan Tuhan yang gagal memimpin umat-Nya, melainkan Umat-Nya yang gagal mentaati segala perintah dan ketetapan Tuhan (Mikha 3:9-12). Berdasarkan kitab Mikha 4:1-5, sepanjang tahun 2017 kita belajar memperbaiki tekad dalam “Perjalanan Dengan Tuhan”.

A Journey With God atau Perjalanan Dengan Tuhan, itu berarti, “bersama dengan Tuhan, menempuh jarak yang jauh, untuk waktu yang lama. Untuk itu, maka ada tiga tekad yang mau kita perbaharui di sepanjang tahun 2017.

1. Tekad mau setia ke rumah Tuhan (ayat 1-2)

Mikha 4:1-2, memberitahukan akan datang masa orang dari segala bangsa akan berbondong-bondong ke gunung Rumah Tuhan, mencari Tuhan dan firman-Nya. Ini mengingatkan kita supaya kita juga memperbaiki kerinduan kita untuk ke rumah Tuhan. Ke rumah Tuhan bukan rutinitas tanpa makna, melainkan untuk menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan dengan hormat bukan asal-asalan. Untuk melayani Tuhan dengan ketulusan hati dan mendengarkan firman Tuhan dengan penuh ketaatan melakukan semua Firman Tuhan yang kita dengar.

2. Tekad mau sedia dipimpin Tuhan (ayat 3-4)

Seorang perempuan skotlandia yang menjual barang dipinggir jalan, selalu melempar sepotong kayu, untuk menentukan ke arah mana ia melangkah. Hari itu ia melempar sebanyak tiga kali. Seorang pria tua terkesan dengan tingkah laku si perempuan, bertanya untuk apa kamu melempar potongan kayu ini. Perempuan ini menjawab, untuk meminta petunjuk ke arah mana ia akan melangkah. Pria tua ini lalu berkata, kalau begitu mengapa sampai tiga kali. Perempuan ini berkata, karena lemparan pertama dan kedua tidak semua dengan keinginannya. Mikha 4:3 berkata, jika Tuhan yang menjadi hakim dan wasit, pastilah Tuhan akan memutuskan perkara dengan adil dan tidak memihak. Jika Tuhan yang menjadi hakim dan wasit, maka pastilah ada aman dan sejahtera. Jika kita mempercayakan hidup kita dipimpin Tuhan, biarkan Tuhan yang mengarahkan seluruh hidup kita. Dan percayalah Tuhan pasti akan melakukan yang terbaik buat kita.

3. Tekad untuk setia mengikut Tuhan (ayat 5)

Ingatlah, perjalanan dengan Tuhan pasti banyak godaannya. Kita bisa melihat orang yang berhasil tanpa rasa takut pada Tuhan. Kita bisa menyaksikan para penyembah-penyembah berhala sukses. Semua ini adalah godaan yang bisa membuat kita bertanya dan mempertanyakan, Tuhan ada dimana buat kita yang setia kepadaNya. Tetapi Mikha 4:5, meneguhkan kita supaya kita bertekad, untuk tetap setia mengikut Tuhan sekalipun sepertinya Tuhan tidak berpihak kepada kita. Jangan tukar kesetiaan kita kepada Tuhan dengan kebahagiaan semua yang ditawarkan oleh dunia kepada kita. Yosua 1:8, jika kita setia kepada perintah Tuhan dan setia melakukan semua firman Tuhan, maka perjalanan kita akan dibuat Tuhan berhasil dan beruntung. Berhasil artinya semua tercapai, beruntung bisa menikmati semua yang kita capai.

 

( Pdt. Anggung Istianto )

Leave a Comment