Bekerja Selama Siang

14
Feb

Bekerja Selama Siang

(Yohanes 5:17; 9:4, Amos 8:11-12)

 

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah seorang yang rajin bekerja, dan bahkan sampai hari ini pun ia tersu bekerja. Tuhan Yesus bekerja untuk lada Allah. Ia keliling desa-desa dan kota untuk membritakan Injil mencari jiwa-jiwa dan mengadakan banyak mujizat. Ia senantiasa memikirkan tentang nasib manusia yang berada dalam murka dan hukuman Allah. Oleh sebab itu Tuhan Yesus begitu giat, bersemangat dan tidak mengenal lelah untuk bekerja.

Makna “Bekerja Selama Siang”

  1. Waktu/kesempatan begitu singkat, terbatas dan mendesak. Waktu tidak selalu ada.
  2. Hal ini berlaku bagi yang melayani/ membritakan Injil maupun
  3. Bagi orang yang dilayani/menerima Injil

    Ada banyak pelayan dan aktivis gereja di tengah pelayanannya tidak bisa meneruskan karena dipanggil Tuhan. Demikian pula banyak orang belum sempat percaya Tuhan, sudah meninggal dunia. Nubuat Nabi Amos 8:11-12; Orang akan kehausan dan kelaparan akan firman Tuhan, mereka mencari Firman namun tidak menemukannya. Orang yang mengabarkan Injil sudah tidak ada lagi. Akibatnya mereka rebah, mati tanpa keselamatan. Oleh sebab itu selama masih siang, selama  masih ada kesempatan kita lebih giat lagi bekerja, optimalkan pelayanan kita. “janganlah henadkanya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).

  1. “Segera” lakukan tugas pelayananmu.

    Menyadari betapa waktu begitu singkat, maka kita jangan menunda-nunda pelayanan kita, peka dan taat terhadap panggilan Allah. Ketika tiba di kota Kapernaum Tuhan Yesus segera mengajar di rumah ibadah (Mrk. 1:21). Mendengar berita Tabita sakit, Petrus segera datang mendoakan (Kisah 9:38-39). Ketika menerima penglihatan/visi dari Allah, Paulus segera mencari kesempatan berangkat untuk taat panggilan Allah (Kis. 16:10).

    Tuhan Yesus, Petrus dan Paulus adalah contoh Hamba Allah yang tidak pernah menunda-nunda pelayanan yang dipercayakan kepada mereka. Ketika orang membutuhkan pertolongan, maka serta-merta mereka bergerak bertindak.

  1. Hati yang rela. (1 Tawarikh 29-9)

    Bangsa Israel bersukacita dengan tulus hati memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Hati yang rela adalah dasar pelayanan. Hati yang rela artinya mempunyai kemauan yang kuat. Tanpa kemauan yang kuat maka tak pernah melakukan apapun juga.

    Peranan kemauan sangat besar dalam pelayanan apapun. Dari kemauan yang kuat mendorong orang untuk member dan berkorban. Kita tidak senang orang bekerja untuk kita tapi hatinya tidak rea mengerjakan, selalu menggerutu, mengomel, bersungut-sungut. Terlebih lagi Allah. Manusia tidak bisa berpura-pura dan menyembunyikan perasaan kita. Allah ingin kita jujur dalam pelayanan apapun yang kita lakukan untuk Allah. Dia mau kita melakukan dengan hati yang rela.

    Para tokoh PL, PB, mereka melayani dengan hati yang rela, merka mencintai pekerjaan Tuhan karena menyadari waktu begitu singkat, sehingga mengerjakan dengan optimal tapa menunda-menunda waktu.

“Selamat Melayani” Tuhan memberkati

 

-Pdt. Kukuh Sudarmanto

Leave a Comment