Seandainya Masih Sama

17
Feb

Seandainya Masih Sama

Ev.Yoseph K.Kandano

Imamat 15:31
“Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka menajiskan Kemah SuciKu yang ada di tengah-tengah mereka itu”

Saya tidak pernah membayangkan jika seandainya hari ini kita masih mengikuti aturan yang berlaku pada jaman Musa. Coba bayangkan : Setiap lelehan yang keluar dari tubuh manusia atau tersentuh benda yang terkena lelehan itu, baik lelehan yang keluar dari aurat laki-laki atau wanita yang sedang mengalami menstruasi disebut najis/sesuatu yang kotor (najis bisa karena perbuatan dosa/melawan Tuhan namun juga bisa karena ketidakbersihan diri). Bukan cuma itu saja, setiap orang yang terkena lelehan atau bersentuhan dengan benda yang terkena lelehan itupun juga menjadi najis. Dan ketika seseorang najis, maka mereka harus mentahirkan diri mereka (umumnya sampai 7 hari melakukan isolasi). Dan pada hari ke 8 kemudian baru mempersembahkan burung sebagai korban penghapus dosa dan bakaran melalui imam untuk pendamaianNya kepada Tuhan.

Perlu diketahui bahwa seseorang bisa datang kepada Tuhan ketika dia dalam keadaan tahir. Orang yang najis tidak boleh menghadap Tuhan. Ini mengambarkan betapa suciNya Allah yang kita sembah.

Saya bersyukur ketika Kristus mati dan bangkit untuk menebus kita, darahNya menyucikan hidup kita. Kita ditahirkan oleh Kristus sehingga bisa datang beribadah dan melayani Tuhan dengan bebas. Bukankah ini adalah sebuah kelegaan yang begitu luar biasa akan kasih Tuhan kepada kita semua.

Sayangnya banyak orang tidak benar-benar menghargai kekudusan hidupnya, terutama dalam hal kesucian seksual (bisa jatuh dalam dosa pornografi, bicara mesum, atau mungkin martubasi). Kebebasan yang Tuhan berikan pada kita harus dihargai dengan seluruh komitmen kita untuk menjaga kesucian seksual kita. Mari belajar untuk bersyukur dan berjuang menghadapi godaan yang ada.

Jika saat ini ada terikat, mari berbalik kepada Tuhan dan memohon pengampunan. Alangkah indahnya juga jika ada saudara seiman yang bisa berjuang bersama untuk hidup dalam kekudusan. Karena Tuhan yang kita sembah adalah kudus.

Bersyukur karena anugerah melalui Kristus yang telah menguduskan umatNya.

Leave a Comment