Seruan dari Jurang Keberdosaan

30
Jun

Seruan dari Jurang Keberdosaan
(Mazmur 130)

Ev. Daniel Yudha

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-mu, ya TUHAN! Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Mazmur 130:1,4.

Setelah sempat menurun, kasus penularan covid-19 di negara kita kembali melonjak pasca masa liburan. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktaatan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Banyak yang masih tidak memakai masker saat berpergian dan masih sering membuat kerumunan.

Ketidaktaatan pada peraturan akan menimbulkan akibat bagi diri kita sendiri. Hal ini pula terjadi saat seseorang tidak menaati perintah Tuhan. Pelanggaran akan membawa pada kesusahan dalam hidup kita. Kondisi akan bertambah buruk jika kita tidak segera keluar dari kehidupan dosa tersebut.

Hal ini yang dirasakan oleh pemazmur saat ia menyadari telah berdosa di hadapan Allah. Ia menunjukkan betapa kelamnya kehidupan akibat perbuatan dosa bagaikan hidup di jurang yang dalam. Penuh persoalan akibat pelanggaran yang dilakukan terhadap Allah. Oleh sebab itu ia sungguh berseru kepada Tuhan mengharapkan belas kasihan. Pertama ia memohon pengampunan akan kesalahannya. Ia tahu bahwa Allah Mahakasih dan tidak ada kesalahan apapun yang tidak dapat diampuni. Pemazmur percaya bahwa Allah menyediakan pengampunan sebesar-besarnya bagi banyak orang yang mau bertobat. Tuhan mau setiap orang berbalik dari dosanya dan kembali memiliki rasa takut akan Tuhan (ay. 4b).

Seruan pemazmur ini menjadi peringatan bagi kita untuk mengevaluasi hidup kita. Mungkin saat ini kita dilanda beban pikiran. Masalah bertubi-tubi datang silih berganti dengan jeda waktu begitu singkat. Membuat kita tidak ada waktu beristirahat dengan tenang. Kita tidak merasakan sukacita dalam menjalani kehidupan ini.

Marilah kita memberi waktu merenungkan kehidupan kita. Mungkin ini adalah akibat dari dosa atau kehidupan kita yang jauh dari Tuhan. Marilah kita menyadari dosa-dosa kita. Kita tidak mau berkutat di dalam dosa dan merasakan akibatnya. Datang kepada Tuhan, mengakui segala kesalahan dan pelanggaran kita, serta berkomitmen untuk meninggalkan dosa-dosa kita. Kita yakin hanya Tuhan yang mampu membebaskan manusia dari belenggu dosa. Dan dengan demikian maka hidup kita dipulihkan. Kita menikmati hidup penuh sukacita merasakan kasih setia Tuhan.