Pergi dan Lupa Pulang

16
Aug

Pergi dan Lupa Pulang
Yeremia 8:7

Bapak Ibu Saudara (BIS), di Kroasia ada kisah romantis mengenai dua ekor burung bangau, bernama Rodan dan Malena, yang seringkali membuat baper orang-orang di seluruh dunia. Setiap tahunnya, sekitar bulan Agustus, Rodan, si bangau cowok, bermigrasi ke wilayah selatan yang lebih hangat, tepatnya ke wilayah Afrika Selatan. Namun, Malena, si bangau cewek, tidak dapat ikut serta, karena sayapnya cacat, setelah seorang pemburu pernah menembaknya.

Meski begitu, setiap musim semi, kedua burung bangau ini bersatu kembali. Dan selama hampir 20 tahun terakhir, Rodan rela menempuh jarak sekitar 13.500 kilometer! Meski terbang jauh, Rodan selalu ingat untuk pulang ke rumah dan menemui Malena.

BIS, Yeremia 8:7 menyampaikan satu pesan dengan penggunaan ilustrasi yang serupa, “Burung bangau pun tahu waktunya untuk kembali; tekukur, burung layang-layang dan murai juga tahu masanya untuk berpindah tempat. Tetapi kamu, umat-Ku, tidak mengenal hukum-hukum yang Kuberikan kepadamu.” (LAI-BIS)

Ayat ini merupakan sindiran pertobatan yang Allah sampaikan kepada bangsa Israel melalui nabi Yeremia. Gambaran yang dipakai adalah burung-burung yang bermigrasi pada musim tertentu. Mereka biasanya secara instingtif tahu kapan harus berbalik arah dan terbang pulang. Sebuah gambaran menohok atas umat Tuhan yang ngakunya memiliki Taurat, tetapi justru tidak tahu kapan harus berbalik pulang pada Bapa (ay. 8-9; bdk. Yer. 5:22-23).

Bahkan, waktu itu, para pemimpin agama pun tidak jauh berbeda. Mereka memutarbalikkan firman Allah dan memalsukan kebenaran, sehingga umat menjadi yakin bahwa mereka dapat berbuat dosa tanpa memperoleh hukuman (ay. 11-12). Iya, sesungguhnya, Yerusalem tidak lebih suci daripada Silo yang sudah jatuh (7:1-8:3).

Kemudian, di pasal berikutnya, kita dapat menemukan bahwa penglihatan tentang kehancuran ini membuat Yeremia sangat sedih (8:18-22); namun sementara dia memberitakan malapetaka, para nabi palsu justru terus menubuatkan damai sejahtera (8:10-11). Pada akhirnya, hukuman telah menanti sebagai upah karena ketidaktaatan, dan hanya dengan cepat bertobat mereka akan terhindar dari hukuman.
Ketidaksadaran bahwa Israel telah menyimpang,
menjadikan mereka jadi semakin terhilang,
sampai akhirnya lupa untuk kembali “pulang.”

BIS, bagaimana dengan kehidupan kita hari-hari ini? Adakah dosa yang mengganggu relasi kita dengan Tuhan? Adakah kita terpikat dengan “godaan dunia” hingga kita “lupa pulang?”
Sama halnya dengan sehabis orang terjatuh, yang dengan segera ia akan cepat bangun;
Demikian pula orang yang berdosa, tentu harus segera bertobat (ay. 4).

Mari, segeralah berbalik arah kepada salib Kristus. Kalau burung saja masih ingat jalan pulang, terlebih kita manusia yang diberi-Nya hikmat dan pengertian.