Menang Atas Pencobaan

22
Oct

Menang Atas Pencobaan
Markus 1:12-13; Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13

Sebuah lirik lagu Sekolah Minggu berbunyi demikian :
Saat iblis menggodaku
Aku tolak dia dalam nama Yesus
Saat iblis merayuku
Lalu ku berdoa dalam nama Yesus

Ku kuat karna kasih-Nya
Firman-Nya teguhkanku
Ku berdiri sbagai pemenang
Aku Berani tampil beda

Dalam hidup kita seringkali kita alami apa yang namanya pencobaan hidup, pergumulan, godaan, ujian hidup yang bisa datang secara bertubi-tubi. Seperti yang dialami oleh beberapa tokoh Alkitab seperti Ayub. Hal ini wajar atau biasa terjadi oleh sebab kita masih hidup dalam dunia yang dikuasai oleh berbagai macam dosa dan penderitaannya. Namun ada hal yang luar biasa, yaitu kita di berikan kuasa sebagai anak-anak Tuhan untuk tampil sebagai pemenang atas cobaan maupun pergumulan hidup.

Bagaimana kita bisa tampil sebagai pemenang ? Kita mengandalkan Tuhan Yesus. Ada kuasa dalam nama Yesus, ada dasar iman yang kokoh tempat kita berpijak yaitu Firman Tuhan yang menjadi senjata iman untuk memberikan kita kemenangan.

Yesus Kristus sendiri menjadi teladan pemenang yang sangat indah. Menjadi pemenang berarti kita tidak jatuh dalam dosa, disaat si jahat datang menyerang kita. Setelah dibaptis, Yesus “dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis” (Luk 4:1-2). Tiga pencobaan di padang gurun merupakan usaha Iblis untuk menggoda kesetiaan Yesus kepada Allah. Poin yang penting adalah bahwa setelah dicobai begitu rupa, Yesus tidak berdosa.

Yesus menjadi teladan pemenang bagi kita dan Yesuslah jaminan kemenangan itu, karena Yesus sudah merasakan penderitaan terberat di padang gurun, dan Kitab Ibrani 4:15 berkata bahwa Yesus sebagai jaminan kepada kita bahwa kita memiliki Imam Besar yang bisa merasakan kelemahan-kelemahan kita (Ibr 4:15) karena dia telah dicobai sebagaimana kita dicobai. Sifat manusiawi Allah memungkinkan Dia untuk turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, karena dia telah dihadapkan pada kelemahan-kelemahan juga. “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibr 2:18).

Pencobaan yang dialami Yesus adalah pencobaan yang juga dialami semua menusia. Pencobaan pertama mengenai keinginan daging (Mat 4:3-4), termasuk di dalamnya adalah semua keinginan fisik. Pada saat itu Yesus lapar, dan Iblis mencobai Dia untuk mengubah batu-batu menjadi roti, namun Dia menjawab dengan mengutip Ulangan 8:3.

Pencobaan yang kedua mengenai keangkuhan hidup (Mat 4:5-7). Iblis mencoba menyalahgunakan ayat Alkitab untuk mencobai Dia (Mzm 91:11-12). Tapi, Yesus menjawabnya dengan ayat Alkitab lainnya untuk meluruskannya (Ul 6:16), dengan menegaskan kalau menjadi sebuah kesalahan bagi-Nya untuk menyalahgunakan kuasa yang diberikan pada-Nya.

Pencobaan yang ketiga mengenai keinginan mata (Mat 4:8-10). Jika ada jalan pintas untuk menjadi Mesias, yang tidak memerlukan upaya pengorbanan di kayu salib, maka inilah jalannya. Iblis telah menguasai kerajaan dunia (Ef 2:2), namun dia bersedia untuk memberikan semuanya kepada Kristus sebagai imbalan terhadap kesetiaan-Nya. Angan-angan belaka ini menyebabkan kejijikan bagi Allah, dan Dia menjawab tajam, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”

Ada banyak pencobaan yang menjatuhkan kita karena daging kita memang lemah, namun kita memiliki Allah yang tidak akan membiarkan kita dicobai yang melampaui kekuatan kita; Dia akan memberikan jalan keluar (1 Kor 10:13). Oleh karena itu, orang Kristen bisa menjalani kehidupan yang bekemenangan. Kita bersyukur kepada Allah karena telah dilepaskan dari pencobaan. Pengalaman Yesus di padang gurun menolong kita untuk melihat bahwa pencobaan-pencobaan inilah yang akan menjauhkan kita dari usaha melayani Allah dengan efektif.

Selain itu, kita juga bisa belajar akan sikap yang benar dalam menghadapi pencobaan – yaitu dengan ayat Firman Tuhan. Serangan Iblis datang pada kita melalui pencobaan yang begitu banyak, namun semua akan melalui tiga jalur yang sama: keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16). Kita dapat mengenali dan mengalahkan pencobaan ini hanya dengan memenuhi hati dan pikiran kita dengan kebenaran. Satu-satunya senjata untuk menyerang dalam perlengkapan senjata laskar Kristus saat peperangan rohani adalah pedang Roh, yaitu Firman Allah (Ef 6:17). Mempelajari Firman Allah secara intim akan menempatkan pedang itu di tangan kita dan memberi kita kemenangan terhadap semua pencobaan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Amin.