Setia Meski Sengsara

15
Nov

Setia Meski Sengsara

Kisah Para Rasul 14:19-22
Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Anthiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Bernabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Jika kita melihat perjalanan pelayanan Paulus, kita sungguh kagum akan kegigihannya dalam melayani Tuhan. Ia menghadapi begitu banyak kesulitan. Ia pergi memberitakan Injil dari satu daerah ke daerah lain untuk dan mmbentuk jemaat. Jelas bukan hal yang mudah mengingat pada zaman itu transportasi yang tersedia sangat terbatas. Ini jelas sangat menguras tenaganya. Lebih lagi, bahkan ia dihadapkan dengan tantangan yang begitu besar. Ia terancam, dianiaya sampai hampir mati, bahkan dimasukkan ke dalam penjara. “.. Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan..” (1 Kor 11:23-27). Akan tetapi semua hal itu tidak mematahkan semangatnya dalam melayani. Ia tetap setia menjalani panggilannya hingga akhir hidupnya ia mati sebagai martir.

Kehidupan Paulus ini seharusnya menjadi teladan bagi setiap kita orang percaya. Kita yang telah ditebus, dipanggil untuk melayani Tuhan seumur hidup kita. Setiap kita diberikan karunia untuk melayani di bidang yang berbeda. Marilah kita melaksanakan tugas ini dengan penuh semangat dan pantang menyerah.

Mari sejenak kita melihat pelayanan kita selama ini. Apakah kita telah mengerjakannya dengan memberikan yang terbaik atau hanya setengah-setengah? Atau bahkan kita mungkin sudah meninggalkan pelayanan karena mendapat kritikan dari orang lain? Saat ini kita mungkin tidak mndapat tantangan sebesar yg dihadapi Paulus. Akan tetapi tetap ada tantangan dalam melayani Tuhan di tengah-tengah kondisi zaman saat ini. Oleh sebab itu perlunya kita senantiasa bersandar pada Tuhan, memohon Tuhan menyertai dan menolong.

Marilah kita sebagai umat pilihan Allah, kita tidak kalah dari tantangan namun tetap setia bekerja bagi Tuhan. Tuhan telah berjanji menyertai pelayanan kita. Pada saat ini juga kita diperlengkapi dengan teknologi yang begitu canggih yang membantu memperluas jangkauan pelayanan kita. Selain itu Tuhan juga menempatkan saudara-saudara seiman di sekeliling kita sebagai rekan-rekan sepelayanan.

Sudah seharusnya kita senantiasa menyadari bahwa hidup kita hanyalah untuk melayani Tuhan untuk meresponi kebaikan Tuhan. Jika kita ada sampai saat ini dan bahkan jika ada kesempatan melayani, itu semua karena kasih karunia-Nya. Oleh sebab itu sekali lagi marilah kita memperhatikan pelayanan kita. Kita rindu segenap hidup kita dipakai Tuhan bekerja di ladang-Nya. Di manapun kita berada, Tuhan ingin kita peka melihat kondisi yang ada dan melayani sesuai kebutuhan dan kemampuan kita. Biarlah sampai akhir hidup kita Tuhan mendapati kita setia melayani Dia. Amin.

Roma 12:11 – “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”