HATI-HATI DENGAN MARAH

02
Mar

HATI-HATI DENGAN MARAH
(Efesus 4)

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu Efesus 4:26

Ada sebuah kisah yang tercatat dalam buku rekor Guinness 2005, yaitu kisah tentang Percy Arrowsmith dan Florence. Waktu itu mereka tercatat sebagai suami istri tertua di dunia, yang telah menikah selama 80 tahun. Percy berusia 105 tahun, sedangkan istrinya 100 tahun. Namun, keduanya masih saling mencintai. Apa rahasianya? “Sederhana!” kata mereka. “Kami tidak akan pergi tidur sebelum menyelesaikan konflik. Tidak enak tidur membawa kemarahan. Jika bertengkar, kami berusaha saling mengampuni sebelum larut malam, supaya hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan.”

Kisah ini seringkali juga menjadi sebuah nasehat orang tua kepada pasangan yang baru saja akan memasuki pernikahan. Supaya pernikahan tetap baik, jika ada yang sedang kepala panas (artinya marah) maka yang satunya harus berkepala dingin (sabar). Seseorang bisa cepat marah, baik itu karena dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan.

Dalam Mazmur 37 juga dikatakan agar orang muda jangan cepat panas hatinya apalagi ketika melihat orang-orang jahat sukses (mereka berbuat curang ataupun tipu daya, tetapi hidup mereka lebih berhasil ketimbang dirinya yang hidup lurus). Karena ketidakadilan ini maka kemarahan pun muncul. Jika dipendam, bisa mengarah kepada iri hati dan kepahitan, dan bahkan bisa sampai main hakim sendiri!. Pemazmur mengajak kita untuk menyerahkan hal ini kepada Tuhan dan percaya Tuhan akan memunculkan keadilan. Sebagai manusia yang normal kita bisa marah, tetapi kemarahan lebih sering tidak berguna, jika dibiarkan akan seperti sampah yang terus membuat hati menjadi rusak.

Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi bisa diredakan. Ceritakan kekesalanmu kepada Tuhan dan sabarlah akan jawaban Tuhan. Jangan biarkan marah sampai membuatmu tidak bisa tidur ataupun terlelap, melainkan kendalikan diri kita supaya kita jangan sampai jatuh ke dalam dosa.

Marah cukuplah sebentar, dan biarkanlah kita mengerti kehendak Tuhan.