Bapa Ajari Kami Berdoa

14
Mar

Bapa Ajari Kami Berdoa
Matius 9:9-13; Lukas 11:1

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-murid-Nya.”
Lukas 11:1

Ketika anak-anak masih kecil, para orang tua mengajarkan banyak hal kepada mereka. Salah satu yang diajarkan adalah berdoa. Para orang tua mengajarkannya dengan cara meminta anak anak mengikuti doa yang ucapkannya. Bisa juga doa diajarkan dengan cara anak-anak mendengar doa yang para orang tua ucapkan, saat makan, tidur atau saat mau keluar rumah. Tujuan mengajarkan anak-anak berdoa, agar kelak mereka bisa menggunakan doa sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan.

Pada satu kesempatan setelah Yesus berhenti berdoa, para murid minta diajarkan berdoa. Yang menjadi pertanyaan, mengapa mereka minta diajari berdoa? Apakah mereka selama ini tidak berdoa? Salah berdoa? Tidak tahu cara berdoa yang benar? Atau tidak ada contoh – model – doa yang baik? Bila mengacu Matius 6, yang merupakan satu bagian dari khotbah Yesus di bukit, Yesus menyebutkan tiga kewajiban beragama orang Yahudi, yakni: Bersedekah, berdoa dan berpuasa. Untuk bagian berdoa, Yesus memulai dengan kalimat: “Dan apabila kamu berdoa, jangalah berdoa seperti orang munafik…” (Mat. 6:5). Bagaimana model doa dan sikap doa orang munafik yang dimaksud oleh Yesus? Pertama, berdoa ditempat tempat dimana banyak orang – rumah ibadat, tikungan-tikungan jalan raya – supaya dilihat orang (ayat 5). Kedua, doa dengan bertele-tele, banyak kata-katanya, supaya doanya dikabulkan (ayat 7). Mendengar apa yang diutarakan Yesus, besar kemungkinan murid Yesus minta diajari berdoa – seperti doa yang dipanjatkan Yesus dan Yohanes (Luk 11:1) – karena mereka tidak mendapatkan contoh berdoa yang baik.

Atas dasar kondisi seperti itu, maka Yesus mengajarkan para murid model berdoa yang didengar oleh Bapa, seperti yang tertulis dalam Matius 6:9-13 – versi pendeknya ada dalam Lukas 11:1-4. Doa yang diajarkan Yesus dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama, berkaitan dengan Allah dan kehormatan-Nya (ayat 9-10). Pada bagian pertama ini, ada tiga eleman yang penting. Elemen pertama: “Dikuduskanlah nama-Mu”. Artinya, doa dimulai dengan memuji nama Tuhan. Misalnya, Tuhan, Engkau mahabesar, dahsyat, ajaib pencipta semesta. Dalam doa pikiran dan perasaan ditujukan bagi kemuliaan Allah, bukan untuk mencari nama dan kemuliaan – hormat – bagi diri sendiri seperti orang-orang farisi atau orang munafik saat berdoa. Elemen kedua: “Datanglah kerajaan-Mu”. Konteks masyarakat pada waktu itu, meminta pemerintahan Allah dinyatakan di dunia ini, sehingga ada keadilan, kedamaian, keharmonisan. Elemen ketiga: “Jadilah kehendak-Mu”. Ini berarti, membiarkan Allah melakukan apa saja yang menyenangkan hati Allah terhadap umat-Nya.

Bagian kedua, berkaitan dengan si pendoa (ayat 11-13). Pada bagian kedua ini, juga ada tiga eleman yang penting. Elemen pertama: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Ini artinya, dengan mengandalkan belas kasihan Allah, hari esok tidak boleh dikuatirkan. Kata kami, artinya memohon Allah memberikan hati berbelas kasihan pada orang miskin. Elemen kedua: “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Artinya, minta pengampunan dan membuka pintu pengampunan atas kesalahan orang lain agar bisa hidup tenang. Elemen ketiga: “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”. Hal ini berarti, setelah diampuni, mintalah Tuhan menjaga agar tidak kembali jatuh pada dosa yang sama. Meminta dilindungi dari serangan dan dikalah oleh si jahat, karena Iblis dilebih besar kuasanya dari manusia. Ingatlah, setiap kali kita berdoa, perhatikanlah isi doa. Doa yang baik adalah, doa yang di dalamnya ada elemen untuk Allah, untuk diri kita dan untuk sesama. Itulah isi doa Bapa kami. Soli Deo Gloria

“Doa yang benar tidak terfokus pada indahnya kata-kata, tetapi terfokus pada indahnya relasi dengan Allah”