Aku Datang Membawa Pedang

02
May

Aku Datang Membawa Pedang
Nats: Matius 10:34-40

“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” – Matius 10:34

Setelah kurang lebih dua bulan berlangsungnya serangan Rusia terhadap wilayah Ukraina, data menunjukkan bahwa sampai awal April 2022, setidaknya ada lebih dari 4 juta penduduk yang mengungsi dari wilayah yang terdampak. Mereka tersebar di beberapa negara seperti Polandia, Hungaria, Romania dan negara tetangga lainnya. Kondisi perang jelas memberikan akibat negatif dan setiap orang menghindari akan hal itu. Jelas semua orang ingin hidup dalam kedamaian tanpa adanya konflik.

Akan tetapi ada hal menarik di dalam perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia datang tidak membawa damai, melainkan pedang. Padahal kita tahu bahwa ia disebut sebagai Raja Damai. Apa maksud perkataan Yesus ini?

Artinya terdapat perbedaan antara dasar hidup para pengikut Kristus dengan cara hidup orang-orang secara duniawi. Orang-orang Percaya adalah orang yang dipanggil keluar dari gelapnya kehidupan duniawi. Sehingga selalu ada pertentangan di antara kedua prinsip hidup ini.

Pertentangan prinsip kehidupan ini dapat terjadi di dalam relasi apa saja. Baik relasi antar teman, saudara atau relasi dengan orang tua. Firman Tuhan berkata bahwa kita harus mengutamakan ketaatan pada Kristus di atas segala-galanya bahkan di atas ketaatan terhadap orang terdekat kita (Mat 10:37). Kondisi seperti ini adalah hal yang harus kita tanggung sebagai orang percaya selama hidup di dunia ini. Kita harus siap menghadapinya.

Tuhan tetap menghendaki kita mengasihi orang tua kita. Akan tetapi Kita mengasihi dan menaati orang tua hanya dengan seturut atau sesuai dengan ajaran Firman Tuhan. Kristuslah dasar hidup dalam relasi kita dengan siapapun juga. Dan jelas di saat setiap pihak mengutamakan Kristus dalam relasinya, maka kita akan merasakan damai sejati yang tidak disediakan dari dunia ini.

Apakah saat ini hidup kita benar-benar telah mengutamakan Kristus di atas segalanya? Apakah kita sudah berani membayar harga dalam mengikut Kristus?

Marilah kita dengan sungguh-sungguh memperhatikan pertumbuhan iman kita, memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita sehingga dalam semua aspek kehidupan kita, hanya nama Tuhan yang dimuliakan. Amin.