Godly Family

27
May

Godly Family
Titus 2 : 1-10

Rasul Paulus mengajar Titus untuk membina jemaat di Pulau Kreta untuk dapat membangun keluarga yang berdedikasi dan memiliki kualitas Ilahi. Ada 4 elemen keluarga yang menopang keluarga sehat, antara lain:
1.Laki-laki yang tua, yang umumnya menunjuk pada usia yang lanjut atau tidak muda lagi, berpengalaman dan disegani.
Mereka dipanggil untuk mampu menopang keluarganya dengan pola hidup sederhana dan bertekun. Seorang atlit serba bisa dalam sejarah yang Bernama Jim Thorpe, lahir dari keturunan berdarah Indian Amerika. Ia berasal dari keluarga miskin dan menjalani pola hidup di bawah standar kelayakan. Namun ia memiliki kelimpahan dan kecakapan atletik. Gelar nya ialah kuat bagai banteng, dan cepat bagai kilat, Thorpe bersaing di olimpiade Stockholm 1912 baik Pentathlon dan Decathlon. Namun sebelum ia turun ke lapangan, ia menyadari bahwa seseorang sudah mencuri sepatunya. Tidak terpengaruh, ia mencari sepasang sepatu. Apa yang ia temukan, bukanlah sepasang sepatu, namun ada dua sepatu yang berbeda ukuran, yang berbeda yang sudah dibuang di tong sampah. Untuk membuat agar sepatu yang lebih besar itu pas di kakinya, akhirnya ia memakai ekstra kaos kaki. Dengan mengenakan sepatu yang demikian, yang tidak cocok dan tidak nyaman, dengan rendah hati ia turun ke lapangan dan memenangkan medali emas di kedua kompetisi tersebut. Seorang laki-laki yang tua mengenali perlombaan yang sudah disiapkan baginya dalam membangun keluarganya. Walau dia harus menghadapi tantangan yang berat, namun ia tidak menjadi lemah, sebaliknya ada ketekunan dan kerendahan hati untuk terus berjuang.

2.Perempuan-perempuan yang tua, menunjuk pada perempuan-perempuan yang lanjut umur dan memiliki banyak pengalaman hidup.
Mereka dipanggil untuk mampu mengajar dengan baik dan benar. Hidup adalah masalah membangun. Setiap kita memiliki kesempatan untuk membangun sesuatu. Membangun keluarga yang aman, reputasi baik, karir, relasi dengan Tuhan. Namun semuanya dapat lenyap dalam semalam oleh karena bangkrut, bencana alam dan kesulitan-kesulitan lainnya yang tidak dapat kita duga. Oleh sebab itu perlu kita membangun pribadi manusia terutama anggota keluarga kita dengan memberikan pengajaran yang sehat dan benar dengan menerapkan prinsip-prinsip mulia, takut akan Tuhan dan mengasihi sesama, kita mengukir sesuatu dalam hidup orang itu, yang tidak dapat dilenyapkan oleh waktu, namun terus bertambah semakin cerah dan semakin terang hingga kepada kekekalan.

3.Perempuan yang muda, yang menunjukan pada perempuan yang sudah menikah, tinggal bersama suami dan anak-anak.
Mereka dipanggil untuk mengasihi suami dan anak-anak artinya memberi perhatian penuh pada suami dan anak-anak, memberi cinta kasih yang tulus apapun keadaannya. Setelah badai ganas melanda di suatu malam, sebuah pohon besar, yang berusia sangat tua sehingga bertumbuh sangat tinggi, ditemukan terbaring di jalanan di dalam sebuah taman. Tak ada lagi yang tertinggal, hanya serpihan atau pecahan tunggul pohon yang ada. Setelah di lihat lebih dekat dan jelas, maka terlihat bahwa pohon itu membusuk pada bagian inti pohon oleh karena ribuan serangga rayap yang sudah menggerogoti pada jantung pohon tersebut. Pohon itu tumbang bukan karena badai ganas yang tiba-tiba melanda; namun dimulai diawali dari serangga rayap pertama yang sangat kecil yang bersarang di bagian dalam dari kulit pohon tersebut. Kemurnian kita di usik oleh sedikit noda yang bersarang dalam pikiran atau hati kita. Penting bagi perempuan muda untuk senantiasa hidup dalam ketulusan dan kemurnian.

4.Orang Muda, yaitu orang yang belum menikah, usia remaja dan pemuda.
Mereka dipanggil untuk menguasai diri dalam segala hal. Suatu kali Samurai menantang master Zen seorang biarawan untuk menerangkan konsep sorga dan neraka. Namun biarawan itu menjawab dengan hinaan, Anda adalah sampah, tidak ada apa-apanya. Saya tidak mau menyia nyiakan waktuku dengan kotoran seperti mu. Merasa kehormatannya diserang, samurai dikuasai oleh kemarahan, lalu mencabut pedang dari sarungnya, dan berteriak, saya dapat membunuhmu dalam sekejap untuk kebodohanmu.
Itu dia, lalu biarawan menjawab dengan tenang, itulah neraka itu. Terkejut melihat kebenaran yang ditunjukkan oleh sang master tentang kemarahan yang digenggamnya, samurai mulai menjadi tenang, lalu kembali menyarungkan pedangnya, dan membungkuk, berterimakasih kepada biarawan atas wawasan nya. Dan itu dia, biarawan itu lalu berkata, itulah sorga itu.

Kita dipanggil untuk bersama-sama membangun keluarga Tuhan, keluarga yang berkualitas sorga. Yang memiliki karakter indah, yaitu ketekunan, cakap mengajar, murni, dan mampu hidup mengendalikan diri dengan baik. Kiranya Tuhan Yesus menolong kita.