Allah Itu Kasih

03
Feb

Allah Itu Kasih

Seorang petani menempatkan sebuah petunjuk arah angin di atas gudangnya dengan tulisan “Allah itu Kasih”. Suatu hari seorang wisatawan berhenti di dekat tanah pertanian itu dan melihat petunjuk arah angin tersebut yang bergerak karena hembusan angin. Dengan wajah terseyum wisatawan itu bertanya,”Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa Allah dapat berubah-ubah seperti angin?” Petani itu menggeleng dan menjawab, “Tidak. Saya bermaksud mengatakan bahwa tidak peduli ke mana arah angin berhembus, Allah itu tetap kasih!”

Pernyataan “Allah itu Kasih” menyatakan bahwa:

  1. Allah adalah sumber kasih
    —> Allah lebih dahulu mengasihi kita. Maka inisiatif Kasih berasal dari Allah dan ditujukan kepada segenap ciptaan-Nya, termasuk kita.
    —> Wujud kasih Allah jelas tampak dalam Pribadi Kristus : lahir, hidup, mati dan bangkit serta naik ke Sorga.
  2. Kasih Allah adalah modal dan model kasih kita
    —> Kita mampu mengasihi, karena Allah menanamkan benih kasih dalam diri kita. Sehingga kasih kita kepada sesama – siapapun dan dari manapun asalnya, berpolakan pada kasih Allah.

Oleh sebab itu,

  1. Kita tidak dapat hidup tanpa kasih Allah, karena itu teruslah hidup dalam kasih-Nya yang telah menyelamatkan, menebus, menjaga dan memelihara kita hingga hari ini. Dengan terus menjaga relasi kita dengan Allah dan terus bergantung sepenuhnya kepada Allah.
  2. Jadikan kasih dan mengasihi sebagai dasar atau ciri khas kehidupan kita, artinya: lakukan segala sesuatu dengan kasih dan mengasihi apa yang dikasihi Allah, yakni orang-orang yang kita lihat dan jumpai setiap hari.

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” – 1 Yohanes 4:8