AVATAR : The Legend of Aang

04
Mar

AVATAR : The Legend of Aang

Ev. Ronny Budiman
Yohanes 8:36

Bapak Ibu Saudara (BIS), hari-hari ini sedang viral sebuah film serial live action (19 tahun sejak penayangan perdana versi animasinya) di Netflix berjudul AVATAR: The Legend of Aang. Serial yang baru rilis 22 Februari kemarin ini, berhasil mendapat banyak review positif dari berbagai pengamat film. Iya lah, siapa sih yang tidak tahu film tersebut?

Mengisahkan petualangan seorang ‘pengendali udara’ (Airbender) terakhir bernama Aang yang ternyata adalah titisan Avatar. Ceritanya nih, di dunia Avatar, setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan salah satu elemen (yakni air, tanah, api, atau udara). Hanya ‘sang Avatar’lah satu-satunya orang yang bisa menguasai keempat elemen tersebut. Lebih keren lagi, si Avatar-Aang (anak berusia 12 tahun) ini adalah sosok pembebas (messiah) atas segala rupa kekacauan di bumi.

BIS, salah satu poin paling menarik di film ini adalah pandangan akan hadirnya sosok ‘pembebas’ atau yang biasa disebut ‘messianisme.’ Hmm, menarik, bukan? Serial ini seakan-akan mengonfirmasi apa yang selama ini dikisahkan oleh berbagai pandangan dari filsuf dan agamawan; kerinduan dan keyakinan bahwa kelak akan muncul sosok ‘pembebas’ itu.

Tunggu-tunggu, stop dulu ngomongin Avatar; bukankah kita punya sosok Mesias yang jauh lebih keren? Iyesss! Seorang ‘Pembebas’ sejati bernama Tuhan Yesus Kristus! Dia satu-satunya yang sanggup membebaskan kita dari belenggu dosa dan kematian kekal. Seperti apa yang tertulis di Yohanes 8:36, “Jadi, apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

Jadi, pertanyaannya sekarang: adakah kita dengan yakin berani mengklaim, seperti seruan Simon Petrus di Matius 16:16 “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Yang kedua, di tengah segala tantangan kehidupan, “Mau ngandalin siapa nih? Pilih bergantung pada Aang, atau Yesus?”