BERAWAL DARI KEPRIHATINAN

06
Mar

BERAWAL DARI KEPRIHATINAN

Ev.Lydia H.Mulyono

Bagaimanakah penilaian saudara jika melihat ada sebuah rumah mewah, indah, tetapi ada sampah yang digantung didepan pagar rumah itu?. Atau ada baju yang dijemur di pagar rumah indah itu?. Kalau seandainya rumah indah itu rumah saudara dan saudara melihat ada sampah di pagar rumah saudara, atau ada barang yang menghalangi keindahan rumah saudara, apakah yang saudara lakukan? Biarkan saja atau membereskannya?

Kis 3:6-7
Ada seorang lumpuh yang setiap hari mengemis di gerbang indah bait Allah. Gerbang ini luarbiasa indahnya. Di gerbang indah itu ada seorang lumpuh. Inilah yang terlihat bahwa di Gerbang Indah itu ada yang tidak indah, yaitu keberadaan si lumpuh di Gerbang Indah itu. Petrus dan Yohanes lewat didepan si lumpuh. Mereka tidak memiliki uang sebagai dekekah. Namun mereka memiliki jauh lebih berharga. Petrus menatap dia dan berkata: “Emas dan Perak tidak ada padaku, tetapi apa yang ku punya, ku berikan kepadamu. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu berjalanlah.
Si lumpuhpun akhirnya dapat berjalan, Dia memuji Tuhan sambil melompat-lompat. Gerbang yang Indah itu tidak ada lagi yang tidak indah. Sungguh-sungguh Indah.
Si lumpuh yang tadinya tidak punya masa depan, kini hidupnya diubahkan. Dan semua ini berawal dari apa? Berawal dari KEPRIHATINAN/KEPEDULIAN Petrus dan Yohanes.
Kepekaan melihat keadaan di sekitar kita perlu kita miliki. Kepekaan akan membawa kita untuk peduli pada “si lumpuh” di sekitar kita bahkan dalam Gedung Gereja yang Indah sekalipun.

Siapakah si “lumpuh” itu?. Si lumpuh itu dapat mewakili mereka yang lumpuh secara rohani. Mereka yang mungkin sudah lama datang ke gereja, tetapi masih tetap pada kepercayaan lama mereka, si lumpuh itu dapat mewakili mereka yang lemah imannya yang perlu dibantu agar dia bisa bangkit dan berjalan, si lumpuh itu bisa jadi mereka yang putus asa, tidak mempunyai pengharapan karena sakit penyakit, beban hidup yang berat yang mereka hadapi, si lumpuh bisa jadi orang-orang di luar gereja yang sedang menuju pada kebinasaan.

Siapakah yang dapat menolong mereka? Kita yang sudah diselamatkan. Kitalah yang dapat membantu mereka yang lumpuh secara rohani, yang hidup tanpa pengharapan, sehingga mereka dapat mengalami kuasa Tuhan. Dan Gedung Gereja kita yang Indah, akan sungguh-sungguh indah, INDAH KARENA TIDAK ADA LAGI Si “lumpuh”. Dan itu dapat terjadi karena ada KEPRIHATINAN kita pada si “lumpuh”.