Dosa Memanggil Arwah

05
Apr

Dosa Memanggil Arwah

Pdt. Em. Kukuh Sudarmanto

Nats: 1 Samuel 28:7a
“Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya.Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah,maka aku hendak pergi kepadanya.”

Sejak Tuhan Allah memberikan Hukum Taurat kepada Musa, Allah melarang keras umat Israel untuk meminta pertolongan kepada arwah orang mati, sebab hal ini merupakan kekejian bagi Allah. “Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau roh-roh peramal, janganlah kamu mencari mereka dengan demikian menjadi najis karena mereka, Akulah Tuhan Allahmu” – Imamat 19:31a.
Dalam bagian lain firman Tuhan mengatakan: “Mereka sudah mati tidak akan hidup pula, sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula.” – Yesaya 26:14a.

Kitab 1 Samuel 28 mengisahkan bagaimana Raja Saul telah melanggar perintah Tuhan dengan mencari seorang yang dapat memanggil arwah orang mati. Meskipun yang dipanggil adalah Samuel yang telah meninggal, namun yang keluar adalah roh jahat, roh iblis yang menyerupai Samuel.

Mengapa Saul melakukan dosa ini, karena Saul tidak taat kepada Allah sehingga Allah undur dari padanya dan Allah menolaknya. Seharusnya Saul menyadari dosa dan kesalahannya serta bertobat kepada Allah mohon pengampunan dan belas kasihan-Nya. Namun Saul melakukan dosa yang menjadi kekejian bagi Allah, sehingga Allah menghukum Saul dan keluarganya. Dalam 1 Samuel 31, ketika bangsa Israel berperang melawan bangsa Filistin, Saul kalah dalam peperangan dan mati oleh senjatanya sendiri bahkan ketiga anaknya pun mati di medan pertempuran.

Mengapa Allah melarang umat-Nya memanggil arwah orang mati :

  1. Orang yang sudah mati tidak akan hidup lagi. sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula.
  2. Yang muncul dalam memanggil arwah bukan orang bersangkutan melainkan roh jahat/roh iblis yang sangat menyesatkan.
  3. Perbuatan ini mendatangkan murka dan hukuman Allah. “Di antaramu janganlah didapati … seorang yang bertanya pada arwah atau meminta petunjuk kepada orang mati … karena kekejian inilah Tuhan Allahmu menghalau mereka dari hadapanmu.” – Ulangan 18:10-12. Kitab Wahyu mengatakan : “penyembah-penyembah berhala akan mendapat bagian mereka di dalam lautan menyala-nyala oleh api belerang” – Wahyu 21:8.

Kiranya, renungan ini menjadi peringatan bagi setiap orang percaya agar tetap setia kepada Allah, meskipun mempunyai pergumulan yang amat berat, biarlah tetap beriman dan menaruh harapan kepada Allah dan bukan kepada arwah orang mati.

Ketika musim Tjeng Beng (ziarah kubur) kita tetap menjaga kemurnian iman kita. Acara di kuburan hanya menabur bunga sebagai tanda hormat dan peringatan kepada keluarga yang meninggal, bukan mendoakan atau mengharap pertolongan. Hanya Tuhanlah sandaran kita dan tempat perteduhan kita turun-temurun.

Leave a Comment