Mengandalkan Tuhan Selamanya

02
Aug

Mengandalkan Tuhan Selamanya
Yesaya 31

Ev. Daniel Y

Yesaya 31:1 & 3 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

Manusia adalah makhluk sosial di mana setiap kita membutuhkan orang lain. Sudah menjadi hal wajar jika yang seorang membutuhkan pertolongan, maka yang lain akan memberikan bantuan. Beberapa orang merespon cepat saat diminta pertolongan oleh orang tertentu, mungkin kerabatnya. Sebagian orang juga mungin dikenal berpengalaman dalam memecahkan suatu masalah tertentu, karena dia memiliki kemampuan atau peralatan yang dibutuhkan. Orang-orang seperti ini tidak jarang menjadi pihak-pihak yang sangat diandalkan. Mereka mungkin menjadi orang pertama yang dihubungi untuk mencari jalan keluar suatu masalah.

Hal ini pula mungkin yang ada dalam pikiran Bangsa Israel terhadap Mesir. Pada saat itu bangsa Mesir memiliki kekuatan militer yang hebat. Memiliki banyak pasukan dan kuda. Sehingga saat mendapat serangan dari Asyur, maka Israel dengan segera meminta bantuan kepada Mesir.

Akan tetapi sikap Bangsa Israel ini dikecam oleh Allah. Allah mengutuk orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan. Sikap ini menimbulkan murka Tuhan karena Israel lebih mengandalkan manusia daripada mengandalkan Tuhan. Israel lupa akan kuasa Tuhan yang begitu dahsyat membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Mereka menganggap Bangsa Mesir yang menyembah berhala itu lebih hebat dibandingkan dengan Allah. Tuhan mengingatkan bahwa sebesar apapun kekuatan Mesir, namun mereka tetaplah manusia yang terbatas tidak dapat dibandingkan dengan Allah Pencipta alam semesta. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama. (Yes 31:4).

Demikian pula kita sebagai orang percaya, kita memiliki Tuhan yang setiap saat dapat diandalkan dalam hidup kita. Jangan sampai kita terkecoh oleh prestasi atau pengalaman manusia, sehingga lupa untuk mengandalkan Tuhan.

Pada saat ini setiap orang memiliki prinsip hidup masing-masing. Terkadang mereka seakan mengetahui solusi terbaik dari persoalannya, dan memilih bantuan seturut pemikirannya. Hal ini akan menjadi masalah jika selama ini kita hidup hanya memikirkan kesenangan sesaat, kenikmatan duniawi atau kita terlalu ikut arus dunia dan tidak pernah mendengar firman Tuhan. Sehingga solusi yang timbul adalah berdasarkan prinsip duniawi dan sangat besar kemungkinan kita mencari bantuan yang hanya memberikan keuntungan bagi kita, memuaskan keinginan kita dan jelas belum tentu memuliakan nama Tuhan.

Oleh sebab itu marilah kita tidak mendewakan segala sesuatu di dunia ini. Akan tetapi di dalam setiap persoalan, kita senantiasa hanya berharap pada Tuhan. Tuhan jelas memakai orang lain dengan berbagai macam latar belakang, untuk memberikan bantuan bagi kita. Akan tetapi kita harus ingat bahwa Tuhan ingin kita terlebih dahulu membawa pergumulan kita kepada Tuhan, memohon pertolongan dari Tuhan. Bahkan lebih dari itu, hendaknya setiap saat, kita memohon pimpinan Tuhan dalam mengambil tindakan dan keputusan. Kita rindu Tuhan memberi hikmat dan menyertai perjalanan hidup kita.