Kasih Setia Allah

03
Jan

Kasih Setia Allah

“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya, Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”
(Mazmur 136:1, 26)

Mazmur 136 terdiri dari 26 ayat, setiap ayatnya diakhiri dengan kalimat “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”. Ini berarti kata “Kasih Setia” diulang sebanyak 26 kali ini menjadi penting bagi pemazmur dan bagi para pembacanya. Kalau demikian, apa itu kasih setia? Kasih setia secara sederhana bisa diartikan, “kasih yang mantap, teguh, atas dasar perjanjian yang telah dibuat”.

Pada masa lalu, TUHAN pernah mengikatkan diri-Nya dalam perjanjian dengan umat Israel yang didasarkan kasih setia (Kel. 6:6, 19:5-6), dimana TUHAN akan menjadi Allah bagi umat Israel dan umat Israel akan menjadi umat-Nya. Dan perjanjian yang didasarkan kasih setia ini tidak pernah dicabut atau dibatalkan, bagaimanapun keadaan umat Israel.

Mazmur 136 ini berisi pujian kepada Allah karena karena kasih setia-Nya yang dinyatakan kepada umat manusia secara khusus bagi umat Israel. Ada beberapa alasan, pemazmur memanggil umat Israel memuji Allah. Pertama, Allah yang penuh Kasih Setia itu adalah Allah Pencipta (ayat 1-9). Bagian ini memperlihatkan, bahwa Allah yang mengikatkan diri dalam perjanjian kepada umat Israel adalah Allah Pencipta yang mahakuasa. Jadi umat Israel harus sadar bahwa Allah Pencipta itu yang menjadi jaminan hidup mereka ke depan, bukan allah yang tak berdaya. Jadi bagaimanapun keadaan mereka, mereka harus berpaut hanya pada-Nya.

Kedua, Allah yang penuh Kasih Setia adalah Allah Penyelamat (ayat 10-20). Pemazmur ingin membawa umat Israel mengenang, betapa dahsyatnya Allah yang telah menyelamatkan nenek moyang mereka, dengan membawa mereka keluar dari rumah perbudakan yang telah membelenggu umat Israel selama 400 tahun. Sepuluh tulah diturunkan kepada Mesir. Laut Teberau terbelah, umat berjalan di tanah yang kering. Laut Teberau tertutup kembali dan menelan para pasukan Mesir, setelah umat Israel berada di tanah yang kering. Dan Allah memelihara umat Israel selama 40 tahun di padang belantara dengan makan minum, perlindungan yang cukup di siang malam.

Ketiga, Allah yang penuh Kasih Setia adalah Allah Penyedia (ayat 21-15). Pemazmur ingin mengatakan, tanah dimana mereka tinggal, membangun keluarga, berusaha dan aktivitas lainnya adalah Tanah Kanaan yang telah dijanjikan sebelumnya kepada leluhur mereka. Tanah Kanaan ini tanah yang subur – berlimpah susu dan madunya – adalah tanah yang disediakan Allah untuk mereka. Dan Tanah Kanaan itu telah menjadi milik pusaka mereka turun temurun.

Apa yang harus lakukan saat ini? Pertama: Mari kita memuji Allah yang penuh Kasih Setia. Allah yang penuh Kasih Setia itu tidak hanya menjadi milik umat Israel saja. Kini kita juga dapat menikmati Allah yang penuh Kasih Setia itu hadir dalam diri Kristus. Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Alllah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, …” Kasih setia Allah mendorong Dia untuk hadir dalam dunia ini melalui Kristus Anak-Nya. Kolose 1:15-19 menulis kembali siapa Yesus Kristus itu sesungguhnya. Kristus adalah Allah, Pencipta, Penyelamat umat manusia hadir didalam dunia ini. Itulah sebabnya, setiap saat kita harus memuliakan dan memuji Allah.

Kedua: Mari kita bersyukur kepada Allah, karena dalam Kristus kita menikmati Kasih Setia Allah. Melalui Kristus Allah menyatakan Kasih Setia-Nya. Karena Kristus, Allah memilih kita untuk menjadi bagian dalam kerajaan-Nya (Ef. 1:3-4). Dipilih untuk menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12). Dipilih untuk menikmati Kasih Setia-Nya. Karena Kasih Setia Allah, kita juga menikmati keselamatan dalam Kristus (Ef. 2:8-9). Dan ditetapkan untuk mendapat bagian dalam kekekalan Allah (1 Pet. 1:3-4). Ketiga: Mari hidup dalam Kasih Setia Allah, apapun dan bagiamanapun keadaan kita. Sakit-sehat, kaya-miskin, bahagia-menderita, damai-terancam, jangan tinggalkan/jual iman kita. Tetap ingat Kasih Setia Allah yang dalam Kristus telah memilih, menyelamatkan, menetapkan kita untuk mendapat bagian dalam kekekalan. Dan Perhatikan, Kasih Setia Allah yang telah kita nikmati tidak hanya untuk kita nimmati sendiri. Kita dipanggil untuk menghidupi Kasih Setia itu dengan jalan membagikan kepada orang lain. Melalui kasih, kebaikan, belaskasihan, kemurahan, kesabaran, kelembutan dan ketulusan kita praktikan Kasih Setia Allah kepada sesama kita. Harapannya, melalui itu semua, orang-orang yang belum mengenal Kristus datang menerima Kristus. Soli Deo Gloria

“Dunia di tahun 2022 mungkin akan berubah, tetapi Kasih Setia Allah tetap ada dan tetap selamanya”