TUNJUKKAN KASIHMU KEPADA SESAMA

03
Aug

TUNJUKKAN KASIH MU KEPADA SESAMA
1 Petrus 4:7-11
Mengapa orang Kristen perlu menyatakan kasihNya kepada sesama? Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial (Kej. 2:18). Dalam diri mereka akan kebutuhan hakiki untuk mempunyai relasi. Itulah sebabnya semua orang membutuhkan kasih. Kapanpun. Di manapun. Kebutuhan terhadap kasih ini semakin meningkat pada momen-momen tertentu. Momen ketika seseorang berada dalam kesulitan. Momen ketika seseorang berada dalam tekanan. Di saat-saat seperti inilah uluran tangan dan kata-kata yang menguatkan menjadi lebih bermakna daripada biasanya.

Rasul Petrus memberitahukan kita bahwa karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Hal ini berarti saat ini kita sudah berada pada zaman akhir. Tuhan Yesus memberikan kita tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua kali. Salah satu tanda utama ialah akan munculnya berbagai macam permasalahan dan tekanan hidup yang akan menindas dan menimpa orang-orang Kristen secara langsung. Pada momen seperti ini mereka membutuhkan dukungan dan perhatian. Semua perlu bergandeng tangan.

Sebelum kita dapat menyatakan kasih kepada sesama kita, maka yang pertama adalah berfokus kepada Allah melalui doa (ayat 7b). Berbagai masalah seringkali menghabiskan pikiran dan tenaga kita. Semua terfokus pada masalah. Akibatnya, kita mengalami dehidrasi rohani. Situasi ini jelas sangat ironis. Allah sudah menyediakan segala yang kita perlukan di dalam doa: hikmat, kekuatan, dan penghiburan. Jika kita lupa berdoa pada saat banyak persoalan melanda, kita justru telah meninggalkan sumber kekuatan. Kita membiarkan kekuatan kita tergerus oleh persoalan. Kita perlu lebih banyak berdoa. Masalahnya, nasihat ini tidak terlalu mudah untuk dilakukan. Kita cenderung sibuk memikirkan yang lain. Kita sukar untuk berdoa. Untuk menghadapi situasi seperti ini, Petrus berkata Kita harus “menguasai diri dan menjadi tenang”

Dari penjelasan ini terlihat bahwa akal budi dan doa sangat berkaitan. Terlalu banyak memikirkan persoalan membuat seseorang tidak bisa berdoa. Sebaliknya, pikiran yang baik akan mendorong orang untuk berdoa (ayat 7b “supaya kamu dapat berdoa”). Apa yang akan dipikiranmu akan menentukan doamu.

Setelah kita dapat berdoa, maka hal berikutnya ialah menyatakan kasih kita kepada sesama kita. Relasi yang dekat dengan Tuhan bukanlah halangan untuk relasi yang baik dengan sesama. Sangat disayangkan apabila ada orang Kristen yang mengaku diri rohani (suka berada di dunia roh bersama malaikat dan Roh Kudus), tetapi dalam keseharian dia kurang mencintai dan dicintai sesamanya. Semakin seseorang rohani seharusnya orang itu semakin manusiawi. Bukan menarik diri dari dunia. Bukan lebih banyak berinteraksi dengan malaikat daripada dengan manusia. Petrus mengajarkan bahwa mendekat kepada Allah di dalam doa (ayat 7) bukanlah substitusi bagi mengasihi sesama (ayat 8-11).

Kasih yang harus kita nyatakan adalah kasih yang sungguh-sungguh. Yang berarti Mengasihi dengan usaha atau hasrat yang lebih lagi. Petrus tahu bahwa penerima suratnya sudah mengasihi. Kasih mereka juga tidak munafik. Hanya saja, mereka masih perlu untuk menambahkan kasih tersebut. Harus ada semangat yang lebih. Harus ada sukacita yang lebih dalam melakukan sesuatu.

Mengapa kasih seperti ini diperlukan? Karena orang lain seringkali menjengkelkan dan mengecewakan, sehingga kerap menjadi penghalang bagi seseorang untuk menunjukkan kasih sayang. Di tengah situasi ini, Petrus menerangkan bahwa kasih yang besar akan menutupi dosa yang besar pula (ayat 8b). Menutupi bukan dalam arti menyangkali atau menyembunyikan. Menutupi dalam arti mau mengampuni. Kasih memampukan seseorang untuk bertahan di tengah kekecewaan dan tetap menunjukkan kebaikan. Dia berusaha untuk mengerti dari sudut pandang orang lain. Dia berusaha menerima orang lain apa adanya. Sebaliknya, jika tidak ada kasih, hal-hal yang sepelepun akan disalahpahami dan dipersoalkan.

Wujud kasih yang lain adalah menggunakan karunia rohani bagi kepentingan sesama (ayat 10-11). Allah sudah menyediakan beragam karunia supaya semua jemaat diperkaya. Yang satu melengkapi kebutuhan yang lain. Setiap orang menjadi pendukung dan pembangun sesamanya. Supaya tujuan ini tercapai, setiap orang perlu untuk melayani sesuai dengan karunia masing-masing (ayat 10). Jika semua orang memiliki karunia yang seragam, jemaat tidak akan diperkaya dalam banyak hal. Karunia yang berbeda-beda merupakan kekayaan rohani jemaat. Penggunaan karunia ini harus berpusat pada Allah, alias teosentris (ayat 11). Penggunaan karunia yang berfokus pada diri sendiri pasti menyalahi tujuan ilahi karunia rohani. Karunia bukan milik. Bukan pula hasil pencapaian seseorang. Ini adalah pemberian. Karena karunia berasal dari Allah, sudah sepantasnya apabila penggunaannya juga berpusat pada Allah dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Mari kita semakin giat menyatakan kasih kepada sesama secara khusus di masa-masa ini. Amin.