Menilai tanpa Menghakimi

12
Sep

Menilai tanpa Menghakimi
Matius 7:1-3

Matius 7:1-3 – Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Beberapa hari yang lalu beredar video penangkapan pencuri oleh warga. Yang menarik adalah perlakuan warga terhadap pelaku. Pencuri tersebut tidak dihajar seperti banyak peristiwa penangkapan yang pernah diberitakan. Akan tetapi dia didudukkan dan diberi makan oleh warga. Ini cukup menjadi perhatian dan menjadi contoh yang baik bagaimana warga dapat tetap memperlakukan seorang pelaku kejahatan secara manusiawi.

Melalui Firman Tuhan, Yesus mengingatkan kita juga untuk memperhatikan sikap kita terhadap orang yang melakukan kesalahan atau kejahatan. Janganlah kita dengan mudah menghakimi bahkan berlaku semena-mena terhadap mereka. Yesus mengingatkan kita semua orang berdosa, kita pernah melakukan kesalahan. Dan belum tentu kehidupan kita jauh lebih baik daripada orang lain.

Akan tetapi ayat ini bukanlah menjadi senjata supaya kita tidak perlu menilai apakah sesuatu itu salah atau benar. Kita harus memiliki kepekaan tentang hal yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Ayat ini menekankan bahwa kita harus menerapkan kasih kepada semua orang.

Sebagai contoh kita melihat Yesus yang menghalau orang yang mau melempari batu ke wanita yang ketahuan berzinah. Yesus tahu yang dilakukan wanita itu sebuah dosa besar. Tapi Yesus tidak setuju caranya dengan hukuman mati seperti itu. Yesus memberi kesempatan bagi wanita itu untuk bertobat dan berpaling dari dosa-dosanya.

Demikian pula kita, di saat melihat saudara kita berbuat dosa, marilah kita tegur dia dengan lemah lembut dan tidak mempermalukannya. Kita berdoa berharap ia tidak melakukan kesalahan yang sama. Di samping itu, kita juga dapat menyerahkan perkaranya kepada proses hukum di negara kita. Kita mempercayakan pada orang yang memang ditugaskan dan berwenang dalam memberikan sanksi bagi para pelaku kejahatan.

Jadi, marilah kita senantiasa hidup dengan hikmat Tuhan, sehingga kita dapat mengendalikan diri dan memiliki belas kasihan bahkan kepada orang yang melakukan kesalahan. Tuhan memakai kita menjangkau dan memulihkan kehidupan mereka. Amin.