TEGURAN atau PUJIAN

30
Jun

TEGURAN atau PUJIAN?

Manakah yang saudara pilih, Teguran atau Pujian?. Ya, Pujian dong. Mengapa?. Karena Pujian, memberikan Apresiasi atas diri atau Prestasi kita. Sementara Teguran/Nasehat, mengganggu naluri ke-akuan kita.

Ada 2 macam orang dalam menyikapi Teguran atau nasehat.
Pertama, Orang yang dengan Rendah hati mau menerima teguran dan memperbaiki kesalahannya. Contoh dalam Alkitab: Raja Daud. Seorang nomer satu, punya kekuasaan. namun, ketika mendapat teguran dari Nabi Natan, karena perbuatan dosa yang telah dia lakukan, Daud mengakui dan berbalik dari dosanya.
Kedua, Orang yang Tidak mau mendengarkan nasehat atau teguran sama sekali. Contoh dalam Alkitab: Raja Uzia. Ketika ditegur oleh para imam karena perbuatan dosanya, bukannya menerima teguran, sebaliknya dia menjadi marah.

Amsal 9:9 berbunyi: Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya, berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.

Orang bijak akan menerima teguran dan membuat dia lebih bijak. Sesungguhnya, MENDAPATKAN NASEHAT YANG TEPAT DARI ORANG YANG TEPAT, menolong kita untuk menjadi lebih baik, dapat menyelesaikan masalah kita bahkan akan membuat kita menjadi lebih bijak.

Sebagai manusia kita mudah berbuat salah, sebab itu lumrah jika ada orang yang menegur atau mengingatkan. Sikap kita terhadap teguran harusnya: INTROSPEKSI DIRI/KOREKSI DIRI. Jika teguran/nasehat itu benar, kita terima dan kita memperbaiki diri agar lebih baik, tetapi jika teguran/nasehat itu tidak benar, jangan dipikirkan.
Teguran dan Pujian, esensinya sama. Yaitu sama-sama demi Kebaikan kita. Masukan, teguran, berguna bagi kita, agar kita bisa memperbaiki diri. Amsal 10:17: Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

“TEGURAN TIDAK SEMANIS PUJIAN, TETAPI KITA BUTUHKAN”

TEGURAN atau PUJIAN?

Manakah yang saudara pilih, Teguran atau Pujian?. Ya, Pujian dong. Mengapa?. Karena Pujian, memberikan Apresiasi atas diri atau Prestasi kita. Sementara Teguran/Nasehat, mengganggu naluri ke-akuan kita.

Ada 2 macam orang dalam menyikapi Teguran atau nasehat.
Pertama, Orang yang dengan Rendah hati mau menerima teguran dan memperbaiki kesalahannya. Contoh dalam Alkitab: Raja Daud. Seorang nomer satu, punya kekuasaan. namun, ketika mendapat teguran dari Nabi Natan, karena perbuatan dosa yang telah dia lakukan, Daud mengakui dan berbalik dari dosanya.
Kedua, Orang yang Tidak mau mendengarkan nasehat atau teguran sama sekali. Contoh dalam Alkitab: Raja Uzia. Ketika ditegur oleh para imam karena perbuatan dosanya, bukannya menerima teguran, sebaliknya dia menjadi marah.

Amsal 9:9 berbunyi: Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya, berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.

Orang bijak akan menerima teguran dan membuat dia lebih bijak. Sesungguhnya, MENDAPATKAN NASEHAT YANG TEPAT DARI ORANG YANG TEPAT, menolong kita untuk menjadi lebih baik, dapat menyelesaikan masalah kita bahkan akan membuat kita menjadi lebih bijak.

Sebagai manusia kita mudah berbuat salah, sebab itu lumrah jika ada orang yang menegur atau mengingatkan. Sikap kita terhadap teguran harusnya: INTROSPEKSI DIRI/KOREKSI DIRI. Jika teguran/nasehat itu benar, kita terima dan kita memperbaiki diri agar lebih baik, tetapi jika teguran/nasehat itu tidak benar, jangan dipikirkan.
Teguran dan Pujian, esensinya sama. Yaitu sama-sama demi Kebaikan kita. Masukan, teguran, berguna bagi kita, agar kita bisa memperbaiki diri. Amsal 10:17: Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

“TEGURAN TIDAK SEMANIS PUJIAN, TETAPI KITA BUTUHKAN”