Menumbuhkan Iman

15
Nov

Menumbuhkan Iman

Ayub 1:12
Maka firman TUHAN kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.

“Jangan tinggalin aku sayang…aku gak bisa hidup tanpamu.”

Mungkin diantara kita pernah mendengar kalimat ini baik dalam kehidupan percintaan yang kita alami ataupun dalam sinetron- sinetron yang kita tonton. Rasa ketakutan ditinggal pasangan adalah momok menakutkan bagi pasangan jaman now. Rasa takut yang kita miliki saat kehilangan orang yang kita kasihi terkadang menutupi bahkan menghilangkan rasa takut kita kepada Allah yang artinya saat kita kehilangan orang yang disayang kita takut, sehingga kita menyalahkan Tuhan atas kejadian yang terjadi. Padahal Tuhan yang sudah mengatur segalanya untuk kita.

Ayub adalah salah satu tokoh Alkitab di dalam perjanjian lama. Sering sekali Ayub diceritakan, mungkin kita sampai hafal alur dan rincian ceritanya. Kita tahu Ayub adalah orang yang saleh (Ayub 1:1). Tapi mengapa Tuhan malah mengijinkan semua terjadi di dalam kehidupan Ayub? Bukankah jika memang ia saleh seharusnya ia menuai kebaikan daripada Tuhan? Pertanyaan ini selalu terngiang saat kita membaca kisah Ayub. Kita harus mengetahui tujuan Allah mengijinkan semua ini terjadi dalam kehidupan Ayub. Tujuan Allah adalah Ingin menguji dan menumbuhkan iman Ayub.

Jika pohon kesayangan kita ditumbuhi hama ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan, yaitu membuangnya atau kita akan membersihkannya. Jika kita membersihkannya artinya kita mau belajar sehingga kelak kita akan merawatnya dengan baik, mengantisipasi agar pohon kesayangan kita tidak terkena hama, dan yang terutama kita menjadi tahu bagaimana menangani pohon kesayangan kita jika terkena hama lagi.

Pohon adalah ibarat keimanan kita, hama adalah segala pencobaan dan pengujian yang Tuhan ijinkan terjadi. Setiap tumbuhan pasti akan ditumbuhi hama. Tetapi, kita mau membiarkan hama itu menggrogoti iman kita atau kita mau untuk hama itu membuat kita semakin mengerti tentang iman kita, membuat kita semakin mempersiapkan diri (antisipasi) saat kita terkena hama lagi, dan memiliki cara yang benar jika menghadapi hama yang selanjutnya.

Cara yang dihadapi Ayub saat menghadapi segala hama adalah tetap teguh takut kepada Allah dia percaya bahwa Allah yang berdaulat atas hidupnya. Respon yang diberikan Ayub saat menghadapi hama yang ada adalah baik. Ia tidak membiarkan hama itu menggerogoti keimanannya di dalam Tuhan. Kita dapat belajar dari respon Ayub yang menjaga imannya, mengantisipasi hama dengan iman yang diperbaharui setiap saat. Walaupun hama datang ia tetap bertahan dengan imannya dan satu-satunya cara untuk membersihkan hama adalah takut akan Allah dan yakin bahwa Allah berdaulat atas kehidupan.